Jessica Cox, Pilot Pertama Tanpa Lengan
Theresia Karo Karo Official Writer
Berapa banyak wanita di dunia ini yang berhasil mendapat lisensi pilot? Berapa banyak pilot yang menggunakan kacamata? Mungkin akan ada beberapa nama, namun bila ditanyakan, berapa banyak pilot perempuan yang tidak mempunyai tangan? Hanya satu nama yang akan disebutkan, dia adalah Jessica Cox. Wanita kelahiran 1983 ini menggunakan kaki untuk mengendalikan pesawat dalam penerbangan solo nya.
Semenjak dalam kandungan, tidak ada tanda-tanda yang menandakan kekurangan dalam fisiknya. Namun saat lahir, dokter sempat bingung karena Jessica lahir tanpa tangan. Meskipun begitu, orang tuaya tidak lantas menganggapnya sebagai korban ataupun anak cacat. Sehingga dia tumbuh dengan kasih sayang yang tulus dan membantunya untuk tidak menyerah pada keadaan.
Dalam pertumbuhannya, wanita keturunan Filipina ini telah berhasil memberdayakan kedua kakinya dengan sangat baik, bahkan melebihi kemampuan kaki pada orang normal. Jessica kecil sudah belajar makan dan menulis menggunakan kakinya. Tidak ingin berdiam diri, dia juga menjadi murid yang aktif di kegiatan di sekolahnya. Bahkan di usia belia, Jessica juga mendapat sabuk hitam Tae Kwon Do dan sudah mampu menyetir sendiri.
Awalnya dirinya merasa sangat sulit menjadi orang berbeda di tengah masyarakat yang menuntut kesempurnaan. Jessica tahu rasanya mendapat pandangan yang tidak mengenakkan hingga hinaan dari teman-teman sekolahnya, namun itu tidak menghentikannya.
Beranjak dewasa, dia kemudian melanjutkan studi di University of Arizona. Saat itu, Jessica sudah bisa melakukan segala keperluannya dengan mandiri. Mulai dari mengetik, memasang kontak lens, menyiapkan sarapan, mencuci rambut, make-up, berenang, berselancar, bermain scuba, dan bermain piano semua bisa dilakukan dengan kakinya.
Keberhasilan studi tidak lantas membuatnya berhenti berkarya. Masih ada mimpi masa kecilnya yang ingin digapai, yakni menjadi Superwoman yang bisa terbang di angkasa. “Di taman bermain saya seringkali frustasi bahkan marah karena sedikit permainan yang bisa dinikmati. Namun ketika naik ayunan, saya selalu membayangkan menjadi Superwomen dimana saya bisa terbang diatas taman bermain,” ujar Jessica.
Kesempatan itupun akhirnya datang, ketika seorang pilot pesawat Robin Stoddard menawarkannya untuk terbang dengan pesawat. Benar-benar di luar bayangannya, dan hampir tidak masuk akal baginya, karena dirinya tidak memiliki tangan. Tidak ingin kehilangan moment emas, akhirnya dia memberanikan diri dan berlatih menjadi seorang pilot. Jessica berlatih menggunakan pesawat ringan model Ercoupe tahun 1940. Pesawat dengan system terbang sederhana ini hanya mengandalkan tangan, tanpa menggunakan pedal, sehingga pas dengan kondisinya.
Meskipun lebih lama dari waktu normal latihan enam bulan, akhirnya setelah tiga tahun dia bisa mengantongi sertifikat pilot pesawat ringan. Dan pada tanggal 10 Oktober 2008, Jessica mendapat izin terbang pesawat sport dari US Federal Aviation Administration. Tidak berhenti di situ. Saat ini Jessica bukan hanya sebagai pilot, namun juga berperan sebagai instruktur.
Dirinya sangat senang bisa mewujudkan mimpinya. Walau tanpa 'sayap', Jessica membuktikan bahwa dirinya bisa terbang mengarungi angkasa. “Ketika terbang, saya merasakan perasaan hebat soal kebebasan, kemerdekaan, dan kekuatan,” ujar Jessica yang mengendalikan kemudi dengan kaki kiri dan tuas dengan kaki kanannya itu.
Saat ini Jessica rutin menjadi pembicara dalam seminar internasional dan tumbuh menjadi pesohor kelas dunia. Dia berbicara, memberi kiat bagaimana mengubah kekurangan menjadi kekuatan. Dan dirinya lebih dari sekedar contoh.
Melihat ini, masihkah kita akan mengatakan untuk menyerah karena pesimis atau keterbatasan diri? Jessica juga manusia biasa dan sempat berkeluh namun bukan itu yang menghentikannya. Mencapai cita memang tidak segampang berbicara soal motivasi. Namun seperti Jessica, layaknya kita juga memiliki mental baja yang tidak menyerah dengan keadaan yang terbatas atau sifat pesimis kita.
Sumber : Dream/Jawaban.com by tk
Halaman :
1